Kisah Inspiratif Ibu Rumah Tangga, Dari Rp200 Ribu Jadi Omzet Ratusan Juta - Singgalang Riau
Kisah Inspiratif Ibu Rumah Tangga, Dari Rp200 Ribu Jadi Omzet Ratusan Juta - Singgalang Riau
SINGGALANG - Tidak ada yang menyangka, dari modal usaha kecil Rp200 ribu, seorang ibu rumah tangga bernama Leni Diana Putri mampu membesarkan bisnis pia hingga dikenal dengan merek Pia Putri Blitar.
Seperti dikutip dari video unggahan kanal Youtube Pecah Telur yang berjudul 'Modal 200 ribu, Bikin Usaha Niat Bantu Ekonomi Suami, Tak Disangka Banjir Orderan' dikutip pada Jumat, 19 September 2025.
Perjalanan yang dimulai dari dapur sederhana itu kini berbuah manis, menghasilkan omzet ratusan juta rupiah per bulan dan membuka lapangan kerja bagi puluhan orang di sekitarnya.
Awalnya, Leni hanya ingin membantu suaminya yang tengah kesulitan membayar cicilan. Namun, dari kepepet itulah lahir sebuah tekad.
“Saya itu sering merasa sedih setiap kali jatuh tempo cicilan bank. Suami sudah bekerja keras, tapi tetap tidak cukup. Dari situ saya berpikir, saya juga harus berbuat sesuatu,” kata Leni mengenang awal perjalanannya.
Dari hanya 20 kotak produksi sehari, kini ia mampu memenuhi pesanan 1.000-1.200 kotak pada musim hajatan.
“Saya percaya, yang dibesarkan itu bukan modalnya, tapi kemauannya. Dari uang Rp200 ribu saja, akhirnya bisa menutup semua utang,” tegasnya.

Perubahan besar datang setelah ia menikah dan mengalami kecelakaan hebat yang membuat tangannya cedera. Dalam kondisi hamil anak pertama, ia merasa hidupnya terhenti.
“Saya itu sempat merasa tidak berguna. Suami saya bekerja, tapi saya hanya di rumah. Saya enggak mau terus-terusan bergantung, apalagi saya punya keterampilan. Dari situ saya coba bikin jajan kecil-kecilan,” ujarnya.
Awalnya, ia hanya membuat roti untuk dititipkan di warung. Lalu mencoba membuat kue kering hingga keripik.
Namun, semua usaha itu tidak bertahan lama. Titik terang muncul pada 2016 ketika suaminya membawa oleh-oleh pia dari Kediri.
Dari situ, ia terpikir, “Kenapa tidak bikin pia sendiri di Blitar? Apalagi saya suka sekali makan pia sejak kecil.”
“Saya janji sama diri sendiri, saya enggak mau nambah modal lagi dari siapapun. Setiap hari saya bikin 20 kotak. Ada yang beli atau tidak, saya tetap bikin. Saya ingin membuktikan kalau modal kecil bisa tumbuh kalau dikelola dengan benar,” kenangnya.
Tantangan dalam Mengembangkan Usaha
Seiring berjalannya waktu, usaha pia Leni tidak selalu mulus. Salah satu tantangan terberat adalah menghadapi cicilan bank yang sempat membuatnya hampir menyerah.
“Setiap kali mau gajian, saya selalu nangis. Bayar cicilan satu juta saja susah sekali. Kadang saya berpikir, apa saya harus ke luar negeri jadi TKW? Tapi suami saya bilang, ‘Ora usah. Kita bangun usaha ini bareng-bareng.’ Dari situ saya semakin mantap bertahan,” tuturnya.
Masalah lain datang dari harga bahan baku yang naik turun. Gula, terigu, dan minyak yang menjadi bahan utama sering melonjak drastis. Namun, Leni tidak mau asal menaikkan harga produk.

“Saya enggak mau main-main dengan kualitas. Anak saya makan, saudara saya makan. Kalau saya menurunkan kualitas, sama saja saya merugikan diri sendiri. Jadi meski rugi sementara, saya tetap jaga mutu,” tegasnya.
Selain itu, keterbatasan tenaga kerja juga menjadi masalah. Awalnya, ia dan suaminya mengerjakan semua proses produksi sendiri, dari menguleni adonan, memanggang, hingga mengemas. Leni sempat ragu menambah karyawan karena takut tak mampu membayar gaji.
“Saya dulu takut banget. Tapi akhirnya saya sadar, setiap orang itu bawa rezekinya masing-masing. Kalau saya tambah karyawan, berarti ada rezeki baru yang datang,” jelasnya.
Tantangan-tantangan itu menjadi sekolah kehidupan bagi Leni. Ia belajar bahwa setiap masalah bisa jadi peluang kalau dihadapi dengan sabar dan strategi.
“Kalau dulu saya gampang menyerah, mungkin usaha ini sudah berhenti di tengah jalan,” tambahnya.
Strategi Bangkit dan Mengembangkan Usaha
Keberhasilan Leni membesarkan Pia Putri Blitar tak lepas dari strategi cerdas yang ia terapkan.
“Awalnya cuma 20 kotak, tiba-tiba ada yang pesan 1.000 kotak. Rasanya seperti mimpi. Dari situ saya sadar, promosi online itu sangat penting,” ujarnya.
Langkah besar lainnya adalah membuat merek dan kemasan sendiri. Dengan bantuan seorang pelanggan, ia berani mencetak ribuan kardus bermerek Pia Putri Blitar.
“Waktu itu saya enggak punya modal untuk cetak kemasan. Alhamdulillah ada pelanggan yang bilang, ‘Sudah Mbak, saya DP dulu. Sampean cetak aja, nanti saya ambil produknya.’ Itu yang bikin saya berani punya brand,” jelasnya.

Selain branding, konsistensi menjaga rasa juga menjadi kunci. Pia buatannya selalu menggunakan bahan terbaik, tanpa mengurangi kualitas meski harga naik. Hal ini membuat pelanggan percaya dan kembali membeli.
“Buat saya, lebih baik untung kecil tapi konsumen puas, daripada untung besar tapi mereka kecewa,” tegas Leni.
Dalam hal produksi, ia juga mulai membangun sistem kerja. Kini, ia memiliki 15 karyawan tetap dan tambahan tenaga musiman.
Dengan pembagian tugas yang jelas, produksi pia bisa berjalan lancar meski pesanan melonjak tajam.
Kesuksesan yang Diraih Hingga Sekarang
Perjuangan panjang itu kini berbuah manis. Dari belanja bahan baku Rp200 ribu, kini Leni bisa mengeluarkan Rp25 juta per minggu hanya untuk belanja produksi.
Omzet yang dulu tak seberapa kini sudah tembus ratusan juta per bulan.
Kesuksesan ini juga membuatnya bisa melunasi semua utang, membeli peralatan modern, hingga membangun rumah sendiri.
“Dulu saya sering dapat bantuan dari saudara atau teman. Sekarang alhamdulillah saya bisa memberi tanpa mikir nilainya. Itu yang saya syukuri,” ungkapnya.
Lebih dari sekadar uang, Leni juga merasa bahagia karena bisa membuka lapangan kerja. Saat ini, ada sekitar 15 karyawan yang bekerja rutin bersamanya.

“Saya ingin ibu-ibu di sekitar rumah tidak hanya duduk-duduk saja, tapi bisa produktif. Dengan bekerja di sini, mereka dapat penghasilan tanpa harus jauh dari keluarga,” ujarnya.
Prestasi yang diraih Leni membuktikan bahwa sebuah usaha rumahan sukses bisa dimulai dari hal kecil.
Yang dibutuhkan bukan hanya modal uang, tapi juga ketekunan, strategi, dan keberanian untuk melangkah.
Rencana Masa Depan Usaha
Ke depan, Leni punya mimpi besar untuk memperluas pasar Pia Putri Blitar. Ia ingin pia buatannya menjadi oleh-oleh khas Blitar yang dikenal di seluruh Indonesia.
“Harapan saya, orang kalau ke Blitar tidak hanya ingat sate ayam atau telur asin, tapi juga Pia Putri Blitar,” ucapnya penuh optimisme.
Selain memperluas pemasaran, ia juga berencana menambah varian rasa agar konsumen tidak bosan.
Tak hanya soal produk, Leni juga berkomitmen menjaga nilai sosial dalam usahanya. Ia ingin tetap membuka peluang kerja untuk ibu-ibu sekitar.
“Buat saya, rezeki itu bukan hanya untuk saya, tapi juga untuk orang-orang yang ikut berjuang bersama saya. Kalau ada rezeki baru, berarti ada karyawan baru,” katanya.
Dengan mimpi besar dan semangat yang tak pernah padam, Leni yakin Pia Putri Blitar akan terus berkembang.

“Jangan pernah takut memulai. Tidak banyak rupiah yang dibutuhkan, tapi banyak keberanian. Itu yang saya pelajari,” tutupnya.(*)