0
News
    Home Featured Kesehatan Spesial

    Mendung dan Kantuk: Mengapa Terjadi di Tubuh Kita? - RRI

    3 min read

      

    Mendung dan Kantuk: Mengapa Terjadi di Tubuh Kita?

    Oleh: Hanisya Adhi
    Editor: Candranita Purbani
    27 Dec 2025 - 14:37
    Purwokerto

    Ilustrasi tidur saat cuaca mendung (foto : freepik)

    KBRN, Purwokerto : Pernahkah Anda merasa sangat sulit untuk tetap terjaga saat rintik hujan mulai membasahi bumi? Alih-alih semangat bekerja, tubuh justru terasa lemas dan mata seakan dipaksa terpejam. Fenomena ini ternyata bukan sekadar sugesti atau rasa malas belaka.

    Para ahli kesehatan dan peneliti tidur mengungkapkan bahwa ada serangkaian proses biologis dan lingkungan yang memicu rasa kantuk luar biasa saat cuaca mendung dan hujan. Berikut adalah alasan mengapa "nina bobo" alami ini terjadi:

    1. Suara "Pink Noise" yang Menenangkan

    Rintik hujan menghasilkan suara yang konsisten dan berulang. Dalam dunia sains, ini sering disebut sebagai Pink Noise. Berbeda dengan white noise yang kadang tajam, pink noise memiliki frekuensi yang mampu mengurangi aktivitas gelombang otak. Suara ini menciptakan efek meditatif yang membantu otak menjadi lebih rileks dan mempercepat transisi menuju tidur.

    2. Produksi Melatonin yang Meningkat

    Tubuh kita memiliki jam biologis atau ritme sirkadian yang dipengaruhi oleh cahaya. Saat hujan, awan mendung menghalangi sinar matahari.

    Kurang Sinar UV: Minimnya cahaya matahari membuat otak memerintahkan kelenjar pineal untuk memproduksi lebih banyak hormon Melatonin.

    Hormon Tidur: Melatonin adalah hormon utama yang mengatur siklus tidur. Semakin gelap cuaca di luar, semakin banyak melatonin yang diproduksi, sehingga tubuh merasa ini sudah waktunya istirahat.

    3. Kadar Oksigen yang Sedikit Menurun

    Saat hujan turun, kelembapan udara meningkat secara drastis. Hal ini menyebabkan tekanan udara menurun dan kadar oksigen di lingkungan sekitar sedikit berkurang. Meski tidak berbahaya, kondisi ini membuat otak bekerja lebih santai dan memicu perasaan rileks yang berujung pada rasa kantuk.

    4. Bau Tanah yang Khas (Petrichor)

    Aroma tanah yang terkena air hujan, atau yang dikenal sebagai Petrichor, ternyata memiliki efek psikologis. Bagi banyak orang, aroma ini memberikan efek menenangkan dan membangkitkan memori kenyamanan. Rasa nyaman inilah yang secara tidak langsung menurunkan kewaspadaan tubuh dan mengundang rasa kantuk.

    Tips Menghalau Kantuk Saat Hujan: Jika Anda harus tetap produktif, para ahli menyarankan untuk menyalakan lampu yang cukup terang di dalam ruangan, melakukan peregangan ringan, atau mengonsumsi minuman hangat untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil.

    Meskipun menggoda untuk langsung menarik selimut, memahami alasan di balik fenomena ini membantu kita menyadari betapa kuatnya pengaruh alam terhadap sistem biologis manusia.

    Kata Kunci:
    Komentar
    Additional JS