Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Kesehatan

    Pria Taukah Kalau Organ Intim Bisa Bengkok? Kenapa Bisa? - Viva

    5 min read

     

    Pria Taukah Kalau Organ Intim Bisa Bengkok? Kenapa Bisa?

    Minggu, 23 November 2025 - 00:20 WIB
    Oleh :

    Share :

    Lifestyle, VIVA – Banyak pria merasa sudah memahami organ intim mereka. Namun faktanya, bentuk organ intim bisa berbeda pada setiap orang. Ada yang lurus, ada yang lebih tebal atau lebih ramping, dan ada pula yang memiliki sedikit lengkungan.

    Baca Juga :

    Lengkungan ringan sekitar 15 derajat atau kurang masih dianggap normal dan biasanya bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Namun pada sebagian pria, lengkungan bisa jauh lebih besar dan terlihat mencolok, yang dapat disebabkan oleh kondisi bernama penyakit Peyronie.

    “Penyakit Peyronie pada dasarnya adalah proses pembentukan jaringan parut, di mana sebagian jaringan penis yang normal tergantikan oleh plak berserat,” jelas ahli urologi dari Detroit yang fokus pada kesehatan seksual pria, Amarnath Rambhatla, MD, dikutip dari laman Men's Health, Minggu 23 November 2025. 

    Baca Juga :

    Plak ini menarik jaringan di sekitarnya, sehingga penis membengkok, biasanya saat ereksi. Ini adalah gejala utama penyakit Peyronie.

    “Kalau lengkungannya di bawah 30 derajat, itu masih tergolong ringan, sedangkan sampai 60 derajat masuk kategori sedang. Jika lebih dari 60 derajat, itu sudah signifikan dan bisa mengganggu aktivitas seksual," kata dr. Rambhatla. 

    Baca Juga :

    Penyebab organ intim melengkung

    Penyebab pastinya belum sepenuhnya jelas, tetapi dianggap berkaitan dengan proses penuaan, di mana penis mengalami micro trauma atau cedera kecil pada jaringan penis yang sering terjadi saat berhubungan intim atau aktivitas fisik. 

    "Seiring waktu, trauma-trauma kecil ini bisa menimbulkan jaringan parut,” kata dr. Rambhatla. 

    Misalnya jika pernah mengalami fraktur penis, risikonya meningkat. Itulah alasan penyakit ini lebih sering berkembang seiring usia. jauh lebih umum terjadi pada pria usia 40–60 tahun dibandingkan 20–30 tahun. Peyronie berbeda dengan kelainan bawaan yang sudah ada sejak lahir dan baru terlihat saat ereksi di usia dewasa.

    Namun, meski berkembang secara perlahan, sebagian orang lebih rentan mengalaminya, seperti mereka yang memiliki riwayat keluarga atau kelainan jaringan ikat tertentu, misalnya kontraktur Dupuytren kondisi di mana jaringan bawah telapak tangan menebal dan mengeras. 

    Cara meredakan rasa sakit akibat penis melengkung?

    Rasa sakit akibat Peyronie biasanya bersifat sementara dan muncul selama fase akut, yaitu 6–12 bulan pertama ketika plak mulai terbentuk. 

    "Awalnya terjadi peradangan saat jaringan parut berkembang, dan peradangan bisa menimbulkan rasa sakit,” jelas dr. Rambhatla. 

    Biasanya, rasa sakit dapat dikurangi dengan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen. Setelah lengkungan stabil, penyakit masuk fase kronis. Pada fase ini, sebagian besar rasa sakit mereda, tetapi bisa tetap terasa ketika berhubungan seks atau saat ereksi.

    Jika kondisi tersebut mengganggu Anda atau pasangan, temui urolog. Biasanya dokter akan merekomendasikan injeksi kolagenase, terapi traksi, atau kombinasi keduanya. Injeksi yang langsung diberikan ke area penis bisa dilakukan saat fase akut. 

    Kolagenase bekerja memecah plak yang menyebabkan lengkungan. 

    Xiaflex (collagenase clostridium histolyticum) adalah satu-satunya terapi yang disetujui FDA untuk pria dengan lengkungan lebih dari 30 derajat.

    Terapi traksi, yaitu menggunakan alat yang menarik penis ke arah berlawanan dari lengkungan, dapat membantu memperbaiki lengkungan hingga 20–50 persen menurut penelitian. Terapi ini bisa dilakukan pada fase akut maupun kronis.

    Pembedahan biasanya tidak diperlukan, kata dr. Rambhatla, tetapi bisa menjadi pilihan untuk kasus yang lebih parah dan biasanya dilakukan pada fase kronis.

    Peyronie jarang membaik dengan sendirinya, jadi jika rasa sakit atau gejala lain mengganggu kehidupan seksual Anda, jangan abaikan. 

    "Hanya sebagian kecil pria yang membaik tanpa perawatan, tapi mayoritas akan tetap bertahan atau bahkan memburuk,” katanya.

    Oleh karena itu, sebaiknya cari bantuan sedini mungkin terutama karena beberapa terapi lebih efektif saat dilakukan lebih awal. Namun, sekalipun lengkungan sudah terbentuk, obat, traksi, atau operasi dapat banyak membantu. 

    "Penis mungkin tidak akan persis sama seperti sebelumnya, tapi tujuan kami adalah membuat Anda bisa ereksi secara fungsional,” ujar dr. Rambhatla.

    Mengatasi rasa malu terutama saat membicarakannya dengan pasangan

    Pertama-tama, ketahuilah bahwa Anda tidak sendirian. Sekitar 1 dari 10 pria mengalami penyakit Peyronie, menurut sebuah studi di jurnal PLoS ONE. 

    "Dan kemungkinan angka sebenarnya lebih besar karena banyak pria malu membicarakannya,” kata dr. Rambhatla.

    Pria yang menghadapinya dengan baik biasanya punya pasangan yang suportif. Karena itu, coba jujur pada pasangan. Misalnya, jika ereksi terasa sakit dan membuat Anda enggan berhubungan seks, katakan sejujurnya agar pasangan tidak salah paham dan mengira Anda sudah tidak tertarik.

    Jika Anda mengalami kesulitan saat berhubungan seks atau masalah kinerja seperti disfungsi ereksi, pertimbangkan konsultasi dengan terapis seks. Jika muncul kecemasan atau depresi, temui psikolog.

    Dr. Rambhatla juga menyarankan meminta rujukan ke urolog yang memang spesialis dalam gangguan fungsi seksual. 

    "Kadang urolog umum tidak terlalu banyak menangani kasus Peyronie. Sedangkan para spesialis menangani kasus ini setiap hari dan pilihan terapinya sangat efektif," jelasnya. 

    Ilustrasi penis.
    Komentar
    Additional JS