Waspada Penyakit Jantung, Pembunuh Nomor Satu di Dunia - About Semarang
Kesehatan
Waspada Penyakit Jantung, Pembunuh Nomor Satu di Dunia - About Semarang
ABOUT SEMARANG — Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian terbanyak di dunia, termasuk di Indonesia.
Meski teknologi kesehatan semakin maju, angka kematian akibat penyakit ini belum menunjukkan penurunan yang signifikan.
Data terbaru dari World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa setiap tahun sekitar 17,9 juta orang meninggal dunia akibat penyakit kardiovaskular, dengan penyakit jantung koroner mendominasi angka tersebut.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI mencatat penyakit jantung sebagai penyebab kematian nomor satu, mengalahkan stroke, diabetes, maupun kanker.
Ironisnya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya mengidap penyakit jantung karena gejalanya sering muncul tiba-tiba atau dianggap sepele.
Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang penyakit jantung, penyebab, gejala, faktor risiko, pencegahan, hingga cara menjaga kesehatan jantung agar tetap prima.
Apa Itu Penyakit Jantung?
Penyakit jantung atau cardiovascular disease (CVD) adalah gangguan pada organ jantung dan pembuluh darah.
Jantung sebagai mesin utama tubuh memiliki peran vital untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Jika jantung terganggu, maka suplai oksigen dan nutrisi ke organ lain juga ikut terganggu.
Jenis penyakit jantung cukup beragam, di antaranya:
1. Penyakit jantung koroner (PJK): penyempitan pembuluh darah koroner akibat penumpukan plak lemak (aterosklerosis).
2. Gagal jantung: kondisi jantung tidak mampu memompa darah dengan efektif.
3. Aritmia: gangguan irama jantung (berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur).
4. Kardiomiopati: melemahnya otot jantung sehingga mengurangi fungsi pompa.
5. Penyakit katup jantung: kerusakan pada katup yang mengatur aliran darah dalam jantung.
Mengapa Penyakit Jantung Menjadi Pembunuh Utama?
Ada beberapa alasan mengapa penyakit jantung menjadi penyebab kematian terbanyak:
1. Perubahan gaya hidup modern. Pola makan tinggi lemak, kurang olahraga, merokok, dan stres menjadi pemicu utama.
2. Gejala sering diabaikan. Banyak orang mengira nyeri dada atau sesak napas hanya masalah biasa.
3. Kebiasaan tidak sehat sejak dini. Konsumsi junk food, minuman manis, dan begadang memperburuk kondisi jantung.
4. Kurangnya pemeriksaan rutin. Deteksi dini jarang dilakukan, padahal penyakit ini bisa dicegah bila diketahui lebih awal.
Dikutip dari berbagai sumber, penyakit jantung kadang datang secara tiba-tiba, bahkan mematikan tanpa peringatan.
Namun, ada beberapa gejala umum yang patut diwaspadai, antara lain:
1. Nyeri dada atau rasa tertekan di dada (angina).
2. Sesak napas, terutama saat beraktivitas.
3. Mudah lelah meski melakukan aktivitas ringan.
4. Detak jantung tidak teratur.
5. Pembengkakan di kaki, pergelangan, atau perut.
6. Pusing dan sering pingsan.
Sayangnya, banyak orang menganggap gejala tersebut sebagai masuk angin atau kelelahan biasa, sehingga terlambat ditangani.
Kabar baiknya, 80% penyakit jantung bisa dicegah dengan perubahan gaya hidup sehat. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:
1. Menjaga Pola Makan Sehat
Kurangi makanan tinggi lemak jenuh, gula, dan garam.
Perbanyak konsumsi buah, sayur, kacang-kacangan, dan ikan.
Batasi junk food dan minuman bersoda.
2. Rutin Berolahraga
Aktivitas fisik minimal 30 menit per hari bisa menjaga kesehatan jantung. Pilih olahraga sederhana seperti jalan kaki, bersepeda, atau berenang.
3. Berhenti Merokok dan Batasi Alkohol
Nikotin dan racun dalam rokok mempersempit pembuluh darah dan merusak jantung.
4. Kelola Stres
Meditasi, yoga, atau sekadar melakukan hobi bisa membantu mengurangi stres.
5. Cukup Tidur
Tidur 7–8 jam per malam penting untuk menjaga kesehatan jantung.
6. Pemeriksaan Rutin
Lakukan cek kesehatan jantung minimal sekali setahun, terutama jika memiliki faktor risiko.
Kemajuan dunia medis dalam menangani penyakit jantung memunculkan beberapa metode modern dalam penangananannya antara lain:
1. Pemasangan ring (stent): untuk membuka pembuluh darah yang tersumbat.
2. Bypass jantung: operasi untuk membuat jalur baru aliran darah.
3. Implantasi pacu jantung (pacemaker): mengatur detak jantung.
4. Transplantasi jantung: solusi terakhir pada gagal jantung stadium akhir.
Meski teknologi ini membantu, biaya perawatan penyakit jantung sangat mahal. Karena itu, pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan.
Penyakit jantung bukan hanya urusan medis, tetapi juga berdampak sosial dan ekonomi. Keluarga kehilangan orang tercinta, negara kehilangan produktivitas tenaga kerja, dan biaya kesehatan meningkat drastis.
Dengan kesadaran bersama, perubahan gaya hidup, dan pemeriksaan rutin, angka kematian akibat penyakit jantung bisa ditekan.
Penyakit jantung memang masih menjadi pembunuh nomor satu di dunia. Namun, bukan berarti kita tidak bisa melawannya.
Dengan pola hidup sehat, manajemen stres, berhenti merokok, dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, risiko penyakit jantung bisa ditekan secara signifikan.
Kesehatan jantung adalah investasi terbaik untuk hidup panjang dan berkualitas. Mari mulai dari diri sendiri dengan sayangi jantungmu, karena dari sanalah kehidupan berawal dan bertahan.***