Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Istimewa Pacitan Spesial Warisan Budaya Takbenda

    Daftar 10 Warisan Budaya Takbenda Pacitan Hingga 2025 - Pacitanku

    9 min read

     

    Daftar 10 Warisan Budaya Takbenda Pacitan Hingga 2025

    Upacara adat Ceprotan menyambut bersih desa khas Desa Sekar, Kecamatan Donorojo, Pacitan kembali digelar. (Foto: Resi Wulandari/Pacitanku)

    Pacitanku.com, PACITAN – Kabupaten Pacitan, yang dikenal kaya akan potensi wisata alamnya, ternyata juga menyimpan kekayaan budaya yang terentang dari seni pertunjukan hingga kuliner tradisional.

    Hingga tahun 2025, sepuluh karya budaya Pacitan telah resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya TakBenda (WBTb) Indonesia oleh Kementerian Kebudayaan (Kemenbud RI).

    Pengakuan ini membuktikan bahwa budaya di setiap kecamatan Pacitan memiliki nilai historis dan kesakralan yang patut dilestarikan.

    Penetapan terbaru diumumkan pada Jumat, 10 Oktober 2025, menambah empat warisan baru dalam Sidang Penetapan WBTb Indonesia yang berlangsung pada 5-9 Oktober 2025.

    Nggih alhamdulillah kita (Pacitan, pada tahun 2025) dapat tambahan 4 WBTb,”kata Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Pacitan Sukanto, Jumat (17/10/2025) di Pacitan.

    Kini, Pacitan memiliki sepuluh WBTb, menjadi representasi identitas budaya yang kuat di Jawa Timur.

    Dengan ditetapkannya ke-10 warisan budaya ini, Pacitan tidak hanya mengukuhkan diri sebagai destinasi wisata alam, tetapi juga sebagai kabupaten yang kaya dan berkomitmen melestarikan identitas budayanya.

    Berikut adalah 10 Warisan Budaya Tak Benda asal Pacitan:

    Semarak Festival Kampung Wayang Beber di Desa Gedompol, Kecamatan Donorojo. (Foto: Dok. Prokopim Pacitan)

    Wayang Beber (2015) Karya budaya tertua yang ditetapkan sebagai WBTb ini berasal dari Desa Gedompol, Kecamatan Donorojo, dan masuk kategori Tradisi dan Ekspresi Lisan.

    Wayang ini berupa lembaran-lembaran yang dibentangkan, dengan artefak Wayang Beber tertua dikeramatkan di Desa Gedompol.

    Upacara adat Ceprotan menyambut bersih desa khas Desa Sekar, Kecamatan Donorojo, Pacitan kembali digelar. (Foto: Resi Wulandari/Pacitanku)

    Ceprotan (2017) Termasuk kategori Adat Istiadat, Ritus, dan Perayaan, upacara adat ini digelar di Desa Sekar, Kecamatan Donorojo, setiap Senin Kliwon pada Bulan Selo (Dzulqa’dah).

    Puncak acara melibatkan pelemparan bluluk (kelapa muda) oleh pemuda yang bertujuan sebagai ungkapan syukur dan tolak bala.

    Gebyar Kethek Ogleng. Ribuan pelajar dari berbagai tingkatan sekolah dan sanggar seni se-Kecamatan Nawangan turut ambil bagian menari Kethek Ogleng secara massal pada Sabtu (25/2/2023). (Foto: Dok. Prokopim Pacitan)

    Kethek Ogleng Pacitan (2019) Kesenian dari Desa Tokawi, Kecamatan Nawangan, ini ditetapkan dalam kategori Seni Pertunjukan. Tari ini diciptakan oleh Sutiman sejak tahun 1963, dengan nama yang diambil dari kata “kera” (kethek) dan bunyi gamelan (ogleng). Tarian ini mengadopsi cerita rakyat Panji Asmorobangun.

    Badut Sinampurno (2020) Tradisi dari Desa Ploso, Kecamatan Tegalombo, ini masuk kategori Adat Istiadat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan. Badut Sinampurno merupakan upacara adat yang dilaksanakan untuk acara ruwatan, pernikahan, atau hajatan, diiringi tembang langen bekso dan tayub.

    UPACARA ADAT. Prosesi upacara adat Tetaken Gunung Limo yang di gelar warga Desa Mantren, Kecamatan Kebonangung. (Foto: Dok. Prokopim Pacitan)

    Tetaken (2020) Upacara tradisional ini ditetapkan dalam kategori yang sama dengan Badut Sinampurno dan berasal dari Desa Mantren, Kecamatan Kebonagung. Tradisi yang digelar setiap Bulan Muharram ini memiliki makna religius mendalam (teteki yang berarti pertapaan) di sekitar Gunung Limo.

    Brojo Geni Tremas Pacitan (2020) Tradisi unik sepak bola api ini ditetapkan dalam kategori Pengetahuan dan Kebiasaan Perilaku Mengenai Alam dan Semesta. Brojo Geni merupakan tradisi populer di lingkungan Pondok Pesantren Tremas, Kecamatan Arjosari, yang sering dilaksanakan setiap tanggal 1 Muharram.

    Ratusan warga Dusun Tawang, Pacitan, mengarak ambeng dan tumpengan hasil bumi laut dalam kirab awal Upacara Adat Jangkrik Genggong, Selasa (13/05). Tradisi tahunan ini merupakan wujud syukur masyarakat atas karunia Tuhan. (Dok. Prokopim Pacitan)

    Upacara Adat Jangkrik Genggong (2025) Ritual tahunan yang merupakan ungkapan syukur atas hasil pertanian dan laut ini berasal dari Dusun Tawang, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, dan ditetapkan dalam kategori Seni Pertunjukan.

    Upacara Adat Baritan kembali digelar di Lapangan Baritan, Dusun Wati, Desa Gawang, Kecamatan Kebonagung, Pacitan, pada 20 Juli 2025. (Foto: Febriani Cahyaningtias/Pacitanku)

    Upacara Adat Baritan (2025) Tradisi turun-temurun yang rutin digelar setiap bulan Suro ini berasal dari Dusun Wati, Desa Gawang, Kecamatan Kebonagung, dan masuk kategori Adat Istiadat, Ritus, dan Perayaan.

    Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke-36 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Pacitan menggelar sejumlah kegiatan menyemarakkan bulan Ramadan di Desa Wonokarto, Kecamatan Ngadirojo, salah satunya seni Oglor. (Foto: Resi Wulandari/Pacitanku)

    Oglor (2025) Kesenian musik tradisional yang unik dengan vokal menonjol dan menggunakan instrumen seperti kendang ini berasal dari Desa Wonokarto, Kecamatan Tulakan, dan ditetapkan dalam kategori Seni Pertunjukan.

    Sayur Kalakan Pacitan
    Sayur Kalakan Pacitan. (Foto: Sulthan Salahuddin)

    Kalakan (2025) Warisan kuliner khas Pacitan ini menjadi kuliner pertama yang ditetapkan sebagai WBTb dan masuk kategori Kemahiran Kerajinan Tradisional. Kalakan adalah olahan daging ikan laut yang diasap atau dibakar, mirip sate, disajikan dengan santan pedas dan nasi tiwul.

    Video Suka Pedas? Cobain Icip Sayur Kalakan Pacitan

    Komentar
    Additional JS