Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Kesehatan

    Benarkah Organ Intim Pria Bisa Patah? - Viva

    3 min read

     

    Benarkah Organ Intim Pria Bisa Patah?

    Selasa, 18 November 2025 - 00:30 WIB
    Oleh :

    Sumber :
      Photo Mini 1
      Share :

      Lifestyle, VIVA – Ternyata kebiasaan sehari-hari yang dilakukan pria tanpa sadar bisa memberikan masalah pada organ intim mereka. Beberapa diantaranya seperti infeksi, iritasi, rasa perih hingga pembengkakan pada penis bisa saja terjadi.

      Baca Juga :

      Masalah di atas itu umumnya terjadi akibat gesekan ketika berhubungan suami istri baik itu saat penetrasi maupun oral yang terlalu berlebihan. Tapi ternyata bukan hanya itu saja hal-hal yang bisa menyebabkan masalah yang kurang menyenangkan bagi pria. Ada masalah lainnya yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan bagi pria insiden penis patah, misalnya.

      Bagaimana penis bisa patah? Dan jika patah apakah bisa diperbaiki? Melansir laman Times of India, Selasa 18 November 2025, meski Mr. P tidak memiliki tulang, tetapi ada kondisi tertentu di mana Mr. P dapat mengalami apa yang disebut sebagai fraktur penis atau penis patah.

      Baca Juga :

      Untuk diketahui, penis sendiri terdiri dari dua ruang jaringan spons yang memanjang di dalam batang penis, yang disebut corpora cavernosa. Di sekelilingnya ada tunica albuginea, yaitu jaringan elastis yang kuat dan dapat meregang saat ereksi. Jaringan inilah yang menahan darah agar tetap berada di dalam ruang ereksi sehingga penis menjadi lebih keras dan kaku. Namun, meskipun terasa sangat keras saat ereksi, pada akhirnya penis tetaplah bagian tubuh yang tersusun dari jaringan dan darah.

      Saat berhubungan intim yang terlalu agresif, penis yang sedang ereksi bisa saja tergelincir keluar dan menghantam tulang kemaluan wanita, bokong, paha, atau perineum. Hal ini bisa terjadi pada posisi apa pun, tetapi paling sering saat posisi woman-on-top, karena seluruh berat tubuh wanita dapat menekan penis. Jika penis dalam keadaan keluar dari vagina, risiko “patah” atau robeknya jaringan bisa terjadi.

      Baca Juga :

      Biasanya hal ini ditandai dengan bunyi seperti “pop” atau “crack,” yang diikuti rasa sakit hebat dan pembengkakan. Penis juga bisa tampak memar gelap akibat darah yang keluar dari corpora cavernosa. Pada 10 hingga 30 persen kasus, uretra juga ikut mengalami kerusakan, dan darah mungkin terlihat keluar dari ujung penis.

      Jika ini terjadi, kamu harus segera mencari pertolongan medis. Untungnya, operasi untuk memperbaiki fraktur penis umumnya berhasil. Namun jika dibiarkan, akibatnya bisa sangat serius, seperti bentuk penis menjadi bengkok, sulit ereksi, atau muncul peyronie’s disease, yaitu kondisi di mana penis melengkung tidak normal, penyempitan uretra, hingga benjolan fibrotik yang menimbulkan nyeri.

      Diagnosis biasanya bisa ditegakkan hanya dari riwayat kejadian dan pemeriksaan fisik. Kadang dokter perlu membedakannya dari kasus pecahnya pembuluh darah superfisial di penis, yang gejalanya mirip.

      Meskipun kamu mungkin merasa malu atau panik, jangan menunda mencari bantuan medis, karena itu satu-satunya cara untuk pulih dan mendapatkan hasil yang baik baik secara fungsi maupun tampilan. Menghindari komplikasi pun jauh lebih mudah jika ditangani sejak awal.

      Satu hal yang paling penting dan perlu diingat adalah ketika berhubungan suami istri, pastikan melakukannya dengan penuh kelembutan dan kehati-hatian, bukan dengan kekuatan penuh atau agresivitas berlebihan karena ereksi tetap butuh “perlakuan halus,” bukan tekanan keras.

      Ilustrasi penis.
      Komentar
      Additional JS