Fakta Mengejutkan Tentang Organ Intim Pria yang Mungkin Belum Kamu Tahu, Nomor 2 Bikin Kaget! - Viva
Fakta Mengejutkan Tentang Organ Intim Pria yang Mungkin Belum Kamu Tahu, Nomor 2 Bikin Kaget!
Jakarta, VIVA – Membicarakan tentang organ intim pria mungkin terdengar tabu di kalangan masyarakat kita. Hal ini terkait dengan norma budaya yang begitu kuat di masyarakat kita. Namun hal ini bukan berarti pria bisa abai dengan organ intim kalian.
Menurut CEO sekaligus direktur medis di Yoxly, Dr. Danae Maragouthakis ada sejumlah fakta menarik tentang organ intim pria yang jarang dibahas. Apa saja? Berikut ini fakta mengejutkan yang mungkin belum kamu tahu, seperti dilansir dari laman The Sun, Kamis 13 November 2025.
1. Ada tiga jenis ereksi
Selama ini mungkin kita mengira ereksi ya hanya satu macam. Namun, menurut Dr. Maragouthakis, sebenarnya ada tiga jenis ereksi berbeda tergantung bagaimana ereksi itu muncul.
Jenis pertama disebut refleksogenik, yaitu ereksi yang terjadi karena stimulasi langsung pada penis.
Jenis kedua adalah psikogenik, yang muncul akibat rangsangan visual atau fantasi seksual.
Sementara jenis ketiga adalah ereksi bawah sadar, yang bisa terjadi tanpa rangsangan fisik atau visual, misalnya saat seseorang sedang bermimpi di fase tidur tertentu.
2. Mr. P bisa “patah”
Meskipun Mr. P tidak memiliki tulang, organ ini ternyata tetap bisa patah, kata Dr. Maragouthakis.
“Jaringan ereksi bisa rusak, menyebabkan kondisi yang disebut fraktur penis. Biasanya terjadi ketika ada tekanan atau benturan tiba-tiba pada penis yang sedang ereksi,” kata dia.
Bahkan dalam video dari para ahli di Institute of Human Anatomy menggambarkan betapa menyakitkannya kondisi ini. Menurut, Jonathan Bennion, yang sebenarnya “patah” bukan tulangnya, melainkan jaringan ikat internal bernama tunica albuginea, yaitu selubung yang melindungi jaringan ereksi.
Ketika Mr. P terisi darah, tunica albuginea akan meregang dan menegang untuk menjaga bentuk ereksi. Namun, jika mendapat tekanan berlebih, bagian ini bisa robek menimbulkan bunyi retak, pop, atau patah yang khas. Cedera ini bisa terjadi karena posisi seks ekstrem atau bahkan saat berolahraga, ujar Bennion.
3. Kamu bisa ejakulasi lebih dari sekali dengan satu ereksi
Biasanya setelah orgasme, ereksi akan mengendur. Tapi, ternyata ada pria yang bisa mengeluarkan sperma beberapa kali dalam satu ereksi, kata Dr. Maragouthakis. Disebut dia bahwa normal bagi seorang mengalami ehakulasi lebih dari satu kali saat ereksi.
“Ini bisa saja normal bagi sebagian orang, terutama jika tingkat gairahnya tinggi atau mereka lebih sensitif. Ada orang yang memiliki refractory period (masa pemulihan setelah orgasme) yang lebih singkat, sehingga mereka bisa mencapai orgasme berkali-kali dalam waktu relatif singkat.
Tubuhmu mungkin mampu mempertahankan ereksi selama beberapa kali ejakulasi. Ini memang tidak umum, tapi juga bukan hal yang aneh,” kata dia.
4. Mr. P sebenarnya lebih panjang dari yang terlihat
Sebagian pria mungkin khawatir soal ukuran, padahal panjang penis sebenarnya tidak sepenuhnya terlihat dari luar. Dr. Maragouthakis menjelaskan, bahwa sekitar 30 persen jaringan ereksi pria sebenarnya berada di dalam tubuh, jadi tidak semuanya tampak dari luar.
5. Mr. P bisa menyusut
Bagi kebanyakan pria, bentuk penis tidak banyak berubah sepanjang hidup. Namun, seiring bertambahnya usia, sebagian bisa mengalami penyusutan.
Menurut penulis dan dokter umum yang menulis untuk The Sun, Dr. Philippa Kaye, ada beberapa penyebabnya antara lain karena tekanan darah tinggi, gangguan pembuluh darah perifer, kadar testosteron rendah, serta penyakit Peyronie (kelengkungan penis). Selain itu, perawatan kanker prostat, seperti operasi radical prostatectomy, juga bisa memengaruhi ukuran penis.
Ahli farmasi Abbas Kanani dari Chemist Click menambahkan bahwa merokok dan obat-obatan tertentu juga dapat mengubah penampilan penis seiring waktu.
6. Orgasme tidak selalu butuh ereksi
Kebanyakan orang mengira bahwa untuk mencapai orgasme, pria harus ereksi terlebih dahulu.
Namun, Dr. Maragouthakis menjelaskan bahwa hal itu tidak selalu diperlukan.
“Walau ereksi sering dikaitkan dengan gairah dan orgasme, sebenarnya tidak semua orang membutuhkannya untuk mencapai klimaks. Beberapa pria bisa mengalami orgasme tanpa ereksi penuh, tergantung pada berbagai faktor yang memengaruhi respons seksual mereka,” kata dia.