Kasus Campak di Sumenep Meningkat Capai 800 Orang, Rata-rata Penderita Balita - Kompas
Kesehatan,
Kasus Campak di Sumenep Meningkat Capai 800 Orang, Rata-rata Penderita Balita
/data/photo/2025/04/07/67f321cc8340f.jpeg)
SUMENEP, KOMPAS.com – Kasus campak di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, terus meningkat sejak awal 2025.
Dinas Kesehatan dan P2KB mencatat, lebih dari 800 warga terserang campak sepanjang Februari hingga Juli 2025.
Tingginya kasus ini menjadi perhatian serius, terutama karena sebagian besar penderita adalah balita atau anak di bawah usia lima tahun.
“Sekitar 52 persen penderita adalah anak usia satu sampai empat tahun,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan P2KB Kabupaten Sumenep, Achmad Syamsuri, Selasa (5/8/2025).
Prabowo Instruksikan Pembangunan 2.000 Rumah di Papua
Baca juga: Suspek Campak di Pohuwato Meningkat, Dinkes Gorontalo: Banyak Anak Tak Diimunisasi
Menurut Syamsuri, jenis campak yang ditemukan di Sumenep merupakan tipe yang umum terjadi.
“Yang kami ambil sampelnya, itu campak morbili atau measles,” tambahnya.
Dinas Kesehatan menduga, cuaca yang tidak menentu turut memperburuk penyebaran melalui droplet udara dan kontak langsung.
“Penyebabnya memang agak kuat, di antaranya karena perubahan cuaca, panas dingin, panas dingin, kami mengarah ke sana. Cuacanya tidak menentu, kadang hujan, panas, kadang hujan lagi. Itu yang menyebabkan sistem kekebalan pada anak, terutama ya,” ucapnya.
Baca juga: Kasus Campak Melonjak, Ahli Minta Mereka yang Belum Segera Vaksinasi
Meski sebagian besar penderita disebut sudah pernah mendapatkan vaksin, namun risiko tetap ada.
“Rata-rata yang terserang campak sudah terimunisasi,” ujarnya.
Untuk menekan penyebaran campak, Pemkab Sumenep terus memperkuat layanan imunisasi di lapangan.
Baca juga: Pemerintah Targetkan 53 Juta Siswa Ikut Cek Kesehatan Gratis di Sekolah
Salah satu cara yang kini ditempuh adalah imunisasi kejar. Vaksin ini menyasar anak-anak yang belum sempat mendapat imunisasi sesuai jadwal.
“Mengintensifkan imunisasi kejar, untuk memberikan vaksinasi kepada individu yang belum menerima dosis vaksin sesuai jadwal yang seharusnya atau yang tertinggal,” jelasnya.
Ia menambahkan, pemerintah juga telah meningkatkan respons dan pelayanan kesehatan terhadap kasus campak.
“Pemerintah sudah mengintensifkan pelayanan terhadap campak ini,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Istana: Rojali-Rohana Jangan Jadi Lelucon, tapi Semangat Tingkatkan Ekonomi